🐀 Mengapa Sebelum Presentasi Harus Mengenal Situasi Dan Pendengar

Presentasibersifat Persuasif. Tujuan presentasi ini disamping harus memberikan informasi pembicara harus memberikan penjelasan dan meyakinkan pendengar sehingga mereka mau bertindak seperti yang dinginkan. Contoh : Presentasi penjualan, Pengajuan usul dan Permintaan. Agarpresentasi tidak gagal dan terhindar dari bencana tak bertepi, maka sebelum presentasi ada baiknya kita merancang dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Dengan demikian, setidaknya selangkah untuk menghasilkan presentasi yang memikat audiens bisa kita genggam. Biasanya ada dua kesalahan yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu: dalampresentasi nantinya. Mengobrollah dengan mereka sebelum . presentasi dimulai. Berikut adalah beberapa prinsip dalam mempersiapkan mental kita . sebelum berbicara di depan publik: 1. Berbicara di depan publik bukanlah hal yang sangat menegangkan. Dunia tidak runtuh jika anda tidak melakukannya dengan baik. Tidak . akan ada hal yang buruk yang akan terjadi setelah presentasi atau Jikaaudience kita banyak dari pakar-pakar di bidang yang akan presentasikan, maka kita akan memberikan presentasi dengan dalam dan juga istilah-istilah yang lebih akurat. Jika audience kita adalah bagian umum, kita dapat memberikan presentasi dengan materi yang lebih ringan dan bahasa yang lebih mudah dimengerti. Setiappresentasi harus punya tujuan. Dengan memiliki tujuan, Anda akan lebih baik dalam melakukan persiapan, lebih berhati-hati dalam tindakan, tampil lebih cerdas dan tepat sasaran, tentunya dengan hasil akhir yang berkesan bagi audiens. Buat tujuan Anda dengan jelas, bisa dicapai dan Anda tahu betul bagaimana mencapainya. Seorangpresenter hebat akan terlebih dahulu berusaha mengenali kepada siapa mereka berbicara, kemudian menyesuaikan isi pembicaraan agar relevan dan efektif. Para presenter biasa tidak merasa penting untuk mencari tahu siapa audiensnya. Mereka hanya akan memberikan presentasi yang sama kepada berbagai audiens yang berbeda. bagipendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya, tidak menarik dalam menyampaikan informasinya, terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak melakukan kontak mata dengan pendengar seolah-olah acuh tak acuh terhadap pendengar. Presentasi Hafalan (Memoriter) Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang telah disediakan. Mengenalaudiens dapat membantu kamu untuk menyiapkan materi yang efektif sesuai kebutuhan mereka. Selain itu, kamu juga dapat menentukan media dan pendekatan yang sesuai dengan karakter audiens. Lalu apa saja yang hal-hal yang harus dianalisis dari audiens? 1. Aspek demografis. Analisis aspek demografis bertujuan untuk mengetahui siapa yang kamu ajak bicara, bagaimana latar belakangnya. Masalahkonsentrasi: Sangat sulit bagi pendengar untuk berkonsentrasi penuh selama lebih dari 2 jam. Apalagi bila mereka merasa bahwa pembicaraan Anda tidak menarik, tidak bermanfaat, dan tidak berminat. Umumnya seseorang dapat berkonsentrasi penuh pada 20 menit di awal pembicaraan, setelah itu konsentrasi akan menurun sedikit demi sedikit. . Sobat TOG, Presentasi adalah sebuah kegiatan berbicara di depan publik banyak orang atau kalangan terbatas. Tujuannya tidak lain adalah memberikan informasi atau mempengaruhi orang lain. Presentasi kantor seringkali di anggap sebagai presentasi formal dan membosankan. Padahal, yang namanya presentasi atau berbicara di depan umum sudah seharusnya menarik agar mendapatkan perhatian dari para pendengarnya. Contoh presentasi yang memberikan informasi adalah presentasi pelaksanaan proyek, sedangkan presentasi dengan tujuan memengaruhi orang lain adalah presentasi produk asuransi atau multi level marketing. Berikut ini 7 hal yang tidak boleh dilakukan 1 Jangan datang terlambat Jangan datang terlambat karena Anda akan kerepotan mempersiapkan segalanya. Selain itu, peserta juga mungkin akan kecewa karena harus menunggu Anda datang terlambat. Datanglah lebih awal, misalnya 30 menit sebelum akan dimulai. Dengan datang lebih awal, Anda dapat mengenali tempat, mengetahui latar belakang peserta, dan memeriksa semua alat bantu yang akan digunakan nanti. 2. Jangan membagikan materi Anda ingin para peserta fokus memperhatikan Anda? Jika ya, salah satu triknya adalah dengan tidak membagikan materi handout sebelum presentasi dimulai. Jika dibagikan sebelumnya, peserta akan terfokus membaca materi daripada mendengarkan presentasi Anda. Bagikan materi setelah selesai jadi informasi yang sudah Anda berikan akan diingat kembali oleh mereka. 3. Jangan gugup Anda jangan gugup bila ada hal yang tidak diperkirakan sebelumnya, misalkan ada kejadian lampu mati atau peserta acuh tak acuh. Jika lampu mati, bersikaplah tenang karena panitia akan bertindak. Jika peserta acuh tak acuh, alihkan perhatian mereka kepada hal-hal yang menarik atau buatlah humor ringan yang memancing mereka untuk memperhatikan Anda dan kembali fokus ke Anda. 4. Jangan menciptakan humor secara berlebihan Terkait humor, jangan menciptakan humor secara berlebihan karena akan membuat Anda menjadi ajang melawak. Selain itu, upayakan humor yang Anda lontarkan ada hubungannya dengan materi yang sedang dipresentasikan. Waktu yang pas untuk mengeluarkan humor adalah saat para peserta mulai mengantuk atau lelah bahkan tidak fokus kepada Anda. 5. Jangan menghindari kontak mata Jangan menghindari kontak mata saat Anda melakukan presentasi. Mengapa? Karena hal tersebut dapat memperlihatkan rasa tidak percaya diri, gugup, dan tidak siap. Oleh karena itu, lakukan kontak mata dengan peserta secara sopan dan ramah. Ingat, kontak mata dapat diartikan sebagai perhatian Anda kepada peserta. Selain itu, Anda tidak harus selalu memperhatikan ke slide materi Anda. 6. Jangan berdiri kaku seperti patung Saat melakukan ini, Anda jangan hanya berdiri seperti patung. Mengapa? Karena bahasa tubuh seperti itu memperlihatkan sikap Anda yang dingin dan kaku. Solusinya adalah cobalah Anda bergerak dan berjalan, misalnya menghampiri peserta atau berpindah sedikit dari posisi semula Anda berdiri. 7. Jangan memasukkan tangan ke dalam saku celana Apakah Anda sering memasukkan tangan ke dalam saku celana Anda saat melakukan presentasi? Jika ya, mulai sekarang coba tolong jangan lakukan lagi. Memasukkan tangan ke dalam saku celana menunjukkan sikap Anda yang tidak bersahabat dan merasa terancam. – Sebelum mengakhiri, Anda perlu memastikan kembali bahwa para peserta memahami apa yang telah Anda sampaikan dengan mengulang poin pembahasan Anda. Hal ini berguna untuk menambahkan ingatan mereka mengenai apa yang baru saja disampaikan. Dengan menghindari 7 hal di atas, semoga akan bertambah baik sehingga tujuan presentasi Anda juga tercapai. Selamat mempraktikannya sobat TOG ! – PT TOG HR Indonesia masih terus mencari para talenta muda berbakat untuk di bidang IT, agar bisa mendapat kesempatan berkarir di perusahaan yang kalian mau atau sesuai dengan skill dan kompetensinya. cek info lowongan kerja disini ya, bisa langsung juga apply melalui e-mail kita ya. – Salam Sukses Ibrohim Ilyas Member Joined Oct 13, 2022 Messages 31 Likes Received 10 Trophy Points 8 nice share. menghindari gugup juga bisa dilakukan dengan meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang akan kita sampaikan itu berguna buat peserta. Kalau untuk masalah materi yang tak perlu dibagikan, memang bagus untuk membuat peserta fokus pada pembicara. Tapi handout juga bisa berguna agar peserta bisa dengan mudah mempertalikan apa yang sedang dibicarakan dengan apa yang sudah dibahas. Jadi ada positif negatifnya menurut saya. BTW, perhatian peserta juga kadang terpecah antara pembicara dengan screen tampilan slide. Itu juga perlu diperhatikan. Nice post Salam sukses berkah melimpah Presentasi merupakan kegiatan berbicara di depan umum untuk suatu tujuan tertentu. Orang yang melakukan presentasi disebut presenter. Seorang presenter harus mengetahui cara presentasi yang baik agar presentasi berjalan dengan lancar dan dapat dikatakan berhasil jika audiens mengerti maksud dari presenter. Keberhasilan suatu presentasi juga dapat ditandai dengan banyaknya audiens yang mengajukan pertanyaan. Tak perlu berlama-lama lagi, perhatikan beberapa cara presentasi yang baik pada artikel presenter harus mampu membawakan presentasi dengan totalitas, mulai dari awal hingga akhir. Untuk itu, diperlukan persiapan yang matang sebelum melakukan presentasi. Ingin tahu apa saja persiapannya? Mari simak penjelasan berikut1. Tentukan Tujuan Presentasi dengan JelasSetiap presentasi pasti memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan inilah yang nantinya akan menentukan ke arah mana presenter harus membawakan presentasi. Bila presentasi bertujuan untuk memberikan informasi, maka presenter harus menyusun materi dengan informatif dan itu, jika tujuan presentasi adalah untuk membujuk, maka presenter harus menyajikan suatu hal dengan sisi emosi. Presenter juga harus meyakinkan dan mengajak audiens untuk melakukan Menentukan Topik PresentasiSelanjutnya, presenter perlu menentukan topik presentasi. Agar audiens tertarik, pilihlah topik yang faktual dan tengah hangat menjadi perbincangan. Tak hanya itu, presenter juga perlu menyesuaikan topik dengan kebutuhan tentu akan tergugah untuk mendengarkan presentasi jika topiknya sesuai dan menarik. Dengan demikian, presentasi akan berjalan dengan lancar dan Membuat Kerangka PresentasiSetelah menentukan topik, presenter perlu membuat kerangka presentasi. Membuat kerangka dapat dimulai dari pemetaan ide. Metode ini merupakan cara untuk menggambarkan gagasan utama, yang nantinya akan dijelaskan dalam harus mampu memberikan gambaran sekilas mengenai presentasi secara runtut dan detail. Dengan membuat kerangka presentasi, presenter akan lebih mudah lanjut ke tahap selanjutnya, yakni menyusun materi Menyusun Materi PresentasiProses penyusunan materi presentasi merupakan pokok terpenting dalam persiapan sebelum presentasi. Dalam menyusun materi, pilihlah sumber yang terpercaya. Materi dapat disusun berdasarkan jurnal, buku, hasil penelitian, atau artikel dari susun materi presentasi dengan kalimat yang singkat, padat, dan jelas. Selain itu, perhatikan susunan presentasi, mulai dari bagian pembuka hingga penutup. Usahakan pembahasannya tidak monoton, tapi tetap detail dan Kenali AudiensJika materi presentasi sudah siap, kini presenter dapat mulai mengenali audiens. Dengan mengenali audiens, presenter bisa mengetahui cara penyajian apa yang sesuai dan bagaimana cara mendekati audiens. Hal ini perlu diperhatikan karena audiens sifatnya kebanyakan audiens yang hadir lebih menyukai penyajian berupa grafik dan angka. Ada pula beberapa audiens yang lebih cepat paham jika penyajiannya berupa teks. Lain lagi, ada audiens yang suka visual, seperti gambar atau Persiapkan Peralatan PresentasiSetelah itu, presenter dapat mulai mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam presentasi. Beberapa peralatan umum yang dibutuhkan adalah laptop, proyektor, LCD, hingga speaker. Selain itu, persiapkan pula alat peraga pendukung presentasi jika memang Melakukan LatihanTak kalah penting dari tahap lainnya, presenter juga perlu melakukan latihan sebelum presentasi. Latihan dapat dilakukan dengan meminta bantuan teman untuk mendengarkan presentasi. Setelah itu, biarkan teman memberikan tanggapan atau ternyata masih ada beberapa hal yang kurang, maka presenter dapat memperbaikinya sebelum presentasi berlangsung. Dengan melakukan latihan, presenter dapat mengetahui apakah dirinya sudah menguasai materi presentasi atau & Trik Cara Presentasi yang BaikSetelah mempersiapkan segala hal dengan matang, kini presenter perlu mengetahui cara membawakan presentasi. Jika presenter mampu membawakan presentasi dengan baik dan benar, maka presentasi akan menarik perhatian dan mudah Menunjukkan PassionPertama, presenter dapat menunjukkan passion kepada audiens. Tunjukkan semangat dan antusias dalam membawakan tema atau materi presentasi tersebut. Jangan ragu-ragu saat menyampaikan materi karena presenter dapat terlihat tidak menunjukkan passion presenter kepada audiens adalah membawakan materi dengan penuh percaya diri. Rasa percaya diri akan membawa suasana lebih Mulai Presentasi dengan Pembukaan yang MemukauKesan pertama sangat menentukan keberhasilan suatu presentasi. Saat presentasi dimulai, presenter harus memberikan kalimat pembuka yang memukau agar audiens tertarik untuk mendengarkan penjelasan lebih Memperhatikan PenampilanSelanjutnya, presenter perlu memperhatikan penampilan. Meskipun kemampuan dalam menyampaikan materi tetap yang utama, tapi penampilan presenter juga menjadi hal yang penting. Pasalnya, seorang presenter akan berdiri di depan banyak audiens dan menjadi pusat perhatian. Hal ini bukan berarti seorang presenter harus cantik atau tampan. Penampilan yang dimaksud adalah kerapian dalam berpakaian dan Menggunakan TeknologiSelanjutnya, presenter dapat memanfaatkan perkembangan teknologi di era modern ini. Berbagai alat canggih dapat dimanfaatkan untuk membuat presentasi lebih menarik dan interaktif. Sebagai contoh, presenter dapat menggunakan handled remote atau memasukkan potongan animasi ke dalam menggunakan handled remote, presenter dapat leluasa menunjuk poin-poin penting. Sementara itu, kehadiran potongan animasi dapat menarik perhatian audiens dan menghindari Sampaikan Materi dengan Singkat, Padat, dan LugasSaat menyampaikan presentasi, coba rasakan dari sudut pandang audiens. Untuk itu, presenter harus mampu memaparkan materi dengan singkat, padat, dan saja poin-poin penting dari tema presentasi yang dibawakan. Bagian pembuka dan penutup presentasi juga penting karena kedua bagian salah satu yang paling diingat audiens. Perlu dipertimbangkan, cepat atau lambatnya presenter berbicara juga sangat mempengaruhi durasi Membangun Kontak Mata dengan AudiensCara presentasi yang baik selanjutnya adalah dengan membangun kontak mata dengan audiens. Pasalnya, kontak mata dapat membangun hubungan yang lebih intens. Presenter hanya perlu menatap mata perwakilan audiens dari masing-masing sudut tempat Bersikap Rileks dan ProfesionalSeorang presenter juga dituntut untuk memiliki sikap rileks dan profesional. Ketika menyampaikan presentasi, presenter sebaiknya tidak hanya berdiam diri di depan. Presenter dapat berjalan-jalan bahkan sesekali mendekat ke arah itu, presenter juga harus bersikap profesional. Sikap profesional dapat ditunjukkan dengan memulai presentasi tepat waktu. Tak hanya itu, jika ada audiens yang mengajukan pertanyaan, maka presenter harus mampu memberikan jawaban yang presentasi memang sangat bergantung pada kemampuan presenter dalam menjabarkan materi. Dengan mengetahui cara presentasi yang baik, diharapkan presentasi dapat berjalan dengan lancar dan beberapa daftar persiapan dan tips trik untuk presentasi yang baik. Silakan baca artikel lainnya ya. Semoga bermanfaat! You're Reading a Free Preview Pages 6 to 12 are not shown in this preview. Sebelum kita berbicara depan umum, apalagi berpidato, memahami situasi calon pendengar audien sangat penting. Itu sebabnya kemestian menganalisis mencoba memahami latar belakang kehidupan calon pendengar audien. Hal ini penting karena dengan memahami latar belakang kehidupan audien kita akan mudah masuk dalam situasi dan kondisi kehidupan audiens. Pasti, cara akurat memahami situasi pendengar adalah 5W+ SiapaKita berusaha memahami siapa audiens kita. Artinya kita harus mngetahui usia, , jenis kelamin, pendidikan, status social, profesi atau pekerjaan. Dengan demikian, kita tidak akan mengalami kesulitan dalam meyakinkan, meneguhkan, mendorong, maupun mengubah kebiasaan-kebiasaan hingga menemukan motivasi dan semangat Di manaTempat terjadinya peristiwa pun layak kita pahami. Apakah mereka berkumpul dalam satu ruangan yang terbuka atau tertutup. Hal ini sangat penting karena setiap ruang secara otomatis mengkondisikan audiens. Berbicara di tempat ibadah, misalnya, jauh lebih mudah karena audiens terkondisikan untuk hening dan komtemplatif. Sebaliknya, berbicara pada audiens di aula atau tempat terbuka membutuhkan kemampuan retorika yang KapanKapan terkait dengan waktu pelaksanaan. Waktu terjadinya peristiwa sangat menetukan berhasil tidaknya suatu pembicaraan. Hal ini disebabkan perhatian, sikap mental dan kebugaran audiens. Berbicara pada pagi hari sangat berbeda dengan siang, sore, atau malam hari. Kondisi psikis, fisik dan mental audienspada pagi hari masih segar sehingga sebagai pembicara kita akan mudah mengajar berpikir, berefleksi ataupun ApaApa berkait dengan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan. Kita harus kritis apakah pokok masalah yang akan kita bahas dan bicarakan menjadi kebutuhan mendesak, menyangkut kepentingan bersama, dan membutuhkan solusi atau pemecahan. Juga, apakah maslah yang kita bicarakan merupakan kerinduan, dambaan, dan menjadi obsesi audiens?e. MengapaMengapa lebih terkait dengan alas an audiens berkumpul. Hal ini menadi sangat penting karena berhadapan dengan audiens yang dating atas kemauan sendiri sangat berbeda dengan audiens yang dating ke tempat pertemuan karena disuruh atau diperintah. Untuk itulah, sebelum berhadapan dan berbicara pada audiens kita perlu mengetahui alasan mengapa mereka berkumpul. f. Bagaimana“bagaimana” menyangkut banyak aspek pandangan hidup, penghayatan hidup, pola interaksi social, profesi dan mata pencaharian, tradisi dan kepercayaan, serta pandangan audiens tentang masa depan. Dengan memahami “bagaimana audiens” pastilah pembahasan dan pembicaraan yang kita lakukansangat bermanfaat bagi mereka. Page 2 Jenis Fonem Jenis fonem yang dibicarakan di atas vokal dan konsonan dapat dibayangkan sebagai atau dikaitkan dengan segmen-segmen yang membentuk arus ujaran. Kata bintang , misalnya, dilihat sebagai sesuatu yang dibentuk oleh enam segmen — /b/, /i/, /n/, /t/, /a/, /ŋ/. Satuan bunyi fungsional tidak hanya berupa fonem-fonem segmental. Jika dalam fonetik telah diperkenalkan adanya unsur-unsur suprasegmental, dalam fonologi juga dikenal adanya jenis fonem suprasegmental. Dalam bahasa Batak Toba kata /itəm/ berarti 'pewarna hitam', sedangkan /itɔm/ dengan tekanan pada suku kedua berarti 'saudaramu'. Terlihat bahasa yang membedakan kedua kata itu adalah letak tekanannya, sehingga dapat dikatakan bahwa tekanan bersifat fungsional. Lain lagi yang diperlihatkan dalam contoh bahasa Inggris berikut. Di sini perubahan letak tekanan tidak mengubah makna leksikal kata, tetapi mengubah jenis katanya. Kata benda Kata kerja import impor’ Seringkali pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan sebegitu pentingnya sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu presentasi oralnya berlangsung. Karena kealpaannya memperhatikan hal-hal tersebut maksudnya tidak tercapai, tujuannya tidak mengenai sasarannya. Sebab itu pertama-tama sebelum mulai berbicara, atau bila perlu jauh sebelumnya, ia sudah harus menganalisa situasi yang mungkin ada pada waktu akan dilangsungkan presentasi oralnya, bagaimana keadaan di tempat itu dan bagaimana keadaan sekitar pendengar-pendengarnya. Dalam menganalisa situasi ini, akan muncul persoalan-persoalan berikut Apa maksud hadirin semua berkumpul untuk mendengarkan uraian itu? Apakah pembicara menghadapi anggota-anggota perkumpulannya atau suatu massa yang berkumpul dengan maksud tertentu? Atau apakah mereka berkumpul itu secara kebetulan saja? Pertanyaan kedua adalah adat kebiasaan atau tata-cara mana yang mengikat mereka? Apakah mereka senang dan berani mengajukan pertanyaan? Apakah mereka senang pembicaraan yang formal dan informal? Apakah ada acara-acara yang mendahului atau mengikuti pembicaraan itu? Bilamana berlangsung pembicaraan itu pagi, siang, malam, sesudah atau sebelum perjamuan? Kalau ada acara lain yang mendahului pembicaraan itu, acara mana yang lebih menarik perhatian? Semua unsur situasi itu dapat dipergunakan dalam pembicaraan, dan pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk memikat para pendengar. Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan? Di alam terbuka atau dalam sebuah gedung? Apakah pada saat itu hujan, mendung, atau panas terik? Hadirin duduk atau berdiri? Apakah suara pembicara dapat didengar dengan baik atau tidak dalam ruang atau gedung itu? Mengapa? Bila pembicara berusaha sungguh-sungguh untuk menjawab semua pertanyaan di atas, maka ia sungguh-sungguh telah berusaha untuk menganalisa situasi yang mungkin ada pada waktu pembicaraan akan berlangsung. Jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi akan memberi suatu jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana ia harus menyesuaikan dirinya dalam membawakan uraiannya, dan memberi jalan untuk menentukan sikap mana yang harus diambil dalam menghadapi para hadirin. Baca Buku Komposisi Gorys Keraf 6. Tanda-tanda Koreksi Sebelum menyerahkan naskah kepada dosen atau penerbit, setiap naskah harus dibaca kembali untuk mengetahui apakah tidak terdapat kesalahan dalam soal ejaan , tatabahasa atau pengetikan. Untuk tidak membuang waktu, maka cukuplah kalau diadakan koreksi langsung pada bagian-bagian yang salah tersebut. Bila terdapat terlalu banyak salah pengetikan dan sebagainya, maka lebih baik halaman tersebut diketik kembali. Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu, lazim dipergunakan tanda-tanda koreksi tertentu, sehingga antara penulis dan dosen, atau antara penulis dan penerbit, terjalin pengertian yang baik tentang apa yang dimaksud dengan tanda koreksi itu. Tanda-tanda koreksi itu dapat ditempatkan langsung dalam teks atau pada pinggir naskah sejajar dengan baris yang bersangkutan. Tiap tanda perbaikan dalam baris tersebut kalau ada lebih dari satu perbaikan pada satu baris harus ditempatkan berturut-turut pada bagian pinggir kertas; bila perlu tiap-tiapnya dipis 2. Bagian Pelengkap Pendahuluan Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik. Biasanya bagian pelengkap pendahuluan dinomori dengan mempergunakan angka Romawi. Bagian pelengkap pendahuluan biasanya terdiri dari judul pendahuluan, halaman pengesahan, halaman judul, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan tabel, dan halaman penjelasan kalau ada. Bila karangan itu akan diterbitkan sebagai buku, maka bagian-bagian yang diperlukan sebagai persyaratan formal adalah judul pendahuluan, halaman belakang judul pendahuluan, halaman judul, halaman belakang judul, halaman persembahan dan halaman belakang persembahan kalau ada, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar atau tabel serta halaman penjelasan atau keterangan kalau Gramatikal dan Tidak Gramatikal Tata bahasa atau gramatika setiap bahasa mencakup kaidah-kaidah sintaksis yang mencerminkan pengetahuan penutur bahasa atas fakta-fakta tersebut. Misalnya, setiap kalimat merupakan rangkaian kata, tetapi tidak semua rangkaian kata adalah kalimat. Penutur bahasa Indonesia, misalnya, akan mengetahui bahwa kalimat berikut, yang terdiri atas kata-kata yang memiliki makna, ternyata tidak bermakna. 6 *Kami penggaris toko kemarin di buku membeli Rangkaian kata yang mematuhi kaidah sintaksis disebut apik well-formed atau gramatikal. Sebaliknya, yang tidak mematuhi kaidah sintaksis disebut tidak apik ill-formed atau tidak gramatikal. Perhatikanlah rangkaian-rangkaian kata berikut ini. Kemudian tandailah bentuk-bentuk yang tidak gramatikal dengan tanda bintang * di depannya. 7 Kami bertemu 8 Kami mempertemukan. 9 Kami mempertemukan mereka. 10 Dia tidur. 11 Dia menidurkan. 12 Dia meniduri. 13 Dia menidurkan anaknya.

mengapa sebelum presentasi harus mengenal situasi dan pendengar