🌔 Cara Memperbaiki Akhlak Wanita
Sifatdan Ciri Wanita Sholihah. Berikut ini terdapat beberapa sifat dan ciri wanita shalihah, yakni sebagai berikut: 1. Selalu Mengingat Allah Ta'la dengan Dzikrullah. Dzikir kepada Allah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama-nama Allah, sifat-sifat Allah dan pujian-pujian Allah secara berulang-ulang.
Harihari terakhir Ramadhan ini hendaknya dimanfaatkan untuk memperbanyak muhasabah dan memperbaiki hubungan kita kepada Allah dan sesama manusia. Ada 4 cara untuk mengetahui kekurangan diri sendiri. Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali (1058-1111) menuturkan, Allah 'Azza wa Jalla jika menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, Dia menunjukkan kekurangan dirinya.
PERTANYAAN: Apa nasihat anda untukku tentang cara memperbaiki akhlak dan meninggalkan sifat emosi? JAWABAN : استكثر من ذكرِ الله فإذا أحسَسْتَ بالغضب فغيِّر هيئتَك فإن كُنت قاعدًا فاتكئ وإن كنت قائمًا فاجلس،واستكثر حين ذاك من التعوّذ *أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
BagaimanaCara Menjadi Wanita yang Memiliki Akhlak Mulia? Assalamualaikum,saya wanita berusia 30 tahun yg belum dipertemukan dg sudah lumayan bagus&fisik bisa dibilang oke. Saya saat ini mulai memperbaiki ibadah, apa lagi yg harus dilakukan? Jelaskan pengertian Mazhab Fiqih, dalam tinjauan Filsafat, Politik, dan Sejarah!
MemperbaikiAkhlak; Setelah mampu memperbaiki sholat, sebaiknya Anda bisa memperbaiki akhlak Anda. Ini merupakan salah satu cara menjadi wanita yang solehah . Hal ini agar Anda jadi lebih terarah dan berperilaku baik. Ini akan membuat Anda terhindar dari hal-hal atau perbuatan yang tidak Anda inginkan. Rajin Mengaji
10Cara Memperbaiki Akhlak Paling Efektif Menurut Rasulullah SAW Berbicara soal akhlak, tak lepas dari perilaku seseorang, baik akhlakul karimah (akhlak baik) [] Artikel Ukhti Vita Januari 13, 2021 Januari 13, 2021
Foto Pinterest. 2. Cara Meraih Kecantikan yang Dicintai Allah: Be a smart Muslimah. "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim." (HR. Ibnu Majah no. 224) Wanita adalah tiang negara jika wanita baik maka baik pula negaranya, Jika wanita buruk maka buruk pula negaranya. Sebagai seorang muslimah menjadi kewajibannya untuk menuntut ilmu
وَكَذَلِكَالتَّصَوُّفُ. Agama itu semuanya adalah akhlak. Barang siapa yang bertambah akhlaknya, maka bertambah pula agamanya. Seperti itulah tasawwuf.[1] 2. Beribadah. Ibadah adalah sebuah cara dan wasilah yang paling utama untuk melatih dan mendidik diri kita untuk menjadi lebih baik.
3Cara Mudah Memperbaiki Akhlak1. Pertama, memanfaatkan waktu luang secara maksimal.2. Kedua, memilih teman bergaul yang baik3. Ketiga, memilih sumber bacaan
. Akhlak merupakan sikap atau tabiat yang ada pada diri seseorang. Dalam islam, kita sebagai umat islam dianjurkan untuk berakhlak baik. Seperti Rasulullah SAW yang selalu berakhlak mulia untuk dijadikan suri tauladan yang baik untuk semua umatnya termasuk bagi wanita muslim. Wanita muslimah hendaknya selalu menjaga sikap dan berperilaku baik agar termasuk dari sebaik-baiknya wanita menurut islam. Jika wanita muslim memiliki akhlak yang baik, tentu akan disukai Allah SWT. Memiliki akhlak wanita muslimah yang baik juga dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri maupun orang sekitarnya. Akhlak Wanita Muslimah yang Baik dalam Islam Pasti kamu bertanya-tanya, akhlak wanita muslimah yang baik itu seperti apa? Dalam al-quran sendiri sudah dijelaskan mengenai perilaku wanita. Ada baiknya jika kita mengamalkan perilaku baik tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa akhlak wanita muslimah yang baik. 1. Menutup Aurat Islam sangat memuliakan wanita dengan memerintahkan mereka untuk menutup aurat. Aurat merupakan bagian tertentu yang harus ditutupi atau bagian yang haram untuk dilihat. Menutup aurat merupakan akhlak wanita muslimah yang baik menurut islam. Dengan menutup aurat berarti telah mengamalkan kewajiban sebagai wanita muslim. Hal itu diperintahkan tidak lain untuk tujuan kebaikan dan terhindar dari hal yang tidak diinginkan. 2. Menjaga Sholat Lima Waktu Kita tahu bahwa sholat merupakan rukun islam yang berada di urutan kedua setelah membaca syahadat. Maka dari itu, dalam keadaan apapun dan dimanapun jika waktu sholat tiba kita harus mementingkannya terlebih dahulu. Jangan menunda sholat apalagi sampai meninggalkannya tanpa alasan. 3. Melakukan Ibadah Sunnah Terdapat banyak jenis ibadah sunnah dalam islam yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala. Adapun contoh ibadah sunnah seperti puasa senin kamis, sholat tahajud dan dhuha, sholat witir, berdzikir, dan ibadah sunnah lainnya 4. Menjalankan Rukun Islam Lainnya Selain sholat, terdapat rukun islam lainnya seperti berpuasa, zakat dan melakukan haji. Hendaknya seorang wanita muslimah juga melakukan rukun tersebut yang merupakan kewajiban ibadah kepada Allah SWT. 5. Tidak Melakukan Perbuatan yang Tidak Pantas Akhlak wanita muslimah yang baik maupun tidaknya bisa dinilai dari sikap luarnya yang dapat dilihat orang lain. Misalnya seperti melakukan ghibah, keluar hingga tengah malam, berkumpul dengan banyak laki-laki yang bukan mahram, atau berpakaian ketat. Perbuatan yang tidak pantas tersebut sebaiknya dihindari wanita muslim. 6. Bergaul dengan Muslimah Lainnya Wanita muslimah disarankan untuk berteman dan bergaul dengan muslimah lainnya yang dapat mengingatkan untuk selalu berbuat kebaikan. Karena biasanya perilaku seseorang tergantung dengan siapa dia dekat dan bergaul. 7. Selalu Bersikap Baik Kepada Orang Lain Muslimah yang baik selalu menanamkan hal yang positif dari nilai-nilai islam. Mereka memiliki kesadaran untuk selalu mencerminkan akhlak wanita muslimah yang baik dan menebarkan kebaikan kepada orang lain, membantu serta menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. 8. Menaati Suami dan Memberikan Pendidikan Agama yang Baik untuk Anak-Anak Bagi yang sudah menikah, Islam mengajarkan wanita muslimah untuk memuliakan suami. Kita tahu bahwa salah satu sebab neraka kebanyakan dihuni oleh wanita adalah durhaka terhadap suami. Oleh karena itu, khidmat dan patuh terhadap suami merupakan kewajiban dan contoh akhlak wanita muslimah yang baik. Kemudian, sebagai seorang ibu sudah sepatutnya untuk mendidik putra putri dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik. Seperti mengaji, membiasakan untuk sholat sejak dini, dan menghormati orang yang lebih tua. Setelah mengetahui contoh akhlak yang harus dimiliki seorang muslimah, yuk kita bahas keistimewaan wanita yang dijelaskan dalam hadist. Hadits Tentang Kemuliaan Wanita Wanita itu istimewa, Islam sangat menghormati dan memuliakan kedudukan wanita. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan banyaknya hadits yang menjelaskan tentang kemuliaan wanita. Melansir dari berbagai sumber, berikut kemuliaan wanita yang terdapat pada hadist 1. Wanita shalihah adalah perhiasan dunia Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT dengan segala keindahannya yang harus dijaga. Hadis dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW Bersabda “ Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah.” HR. Muslim 2. Wanita shalihah lebih baik daripada bidadari surga Dengan segala ibadah dan kebaikan yang dikerjakan sewaktu di dunia, perempuan shalihah dikatakan lebih istimewa dibandingkan bidadari surga. Hal ini disebutkan Rasulullah SAW dalam sebuah hadis, bahwa “perempuan berjenis manusia asal dunia lebih utama daripada para bidadari surga kali lipat.” 3. Perempuan diberi pengecualian khusus dalam beribadah Nifas dan haid merupakan keadaan khusus wanita yang tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah seperti shalat dan puasa sementara waktu. Pengecualian ibadah yang tidak dimiliki oleh laki-laki. Rasulullah SAW bersabda “siapa saja yang mengalami masa haid, maka sakitnya haid yang mereka alami akan menjadi kafaroh tebusan bagi dosa-dosanya terdahulu.” 4. Dapat masuk surga dari pintu manapun Dari Abdurrahman bin Auf, Rasulullah SAW bersabda “Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, niscaya akan dikatakan padanya masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” HR. Ahmad 5. Perempuan hamil dan melahirkan setara dengan jihad Terlahir sebagai wanita merupakan anugerah yang tak ternilai. Seorang wanita yang meninggal karena sedang hamil dan meninggal bahkan setara dengan jihad. Rasulullah SAW bersabda “Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh dijalan Allah. Orang yang mati karena thaun, orang mati tenggelam, orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, orang yang mati sakit perut, orang yang mati terbakar, orang yang mati karena tertimpa benda keras, dan wanita yang mati sementara ada janin dalam kandungannya.” HR. Abu Daud 6. Derajat ibu lebih tinggi dari ayah Derajat ibu dikatakan lebih tinggi tiga kali dari ayah karena seorang ibu telah mengandung, melahirkan, dan menyusui anaknya tanpa pamrih dengan penuh keikhlasan. “ Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah wahai Rasulullah, kepada siapakah seharusnya aku berbakti pertama kali? Rasulullah memberikan jawaban dengan ucapan Ibumu’ sampai diulang tiga kali, baru kemudian yang keempat Nabi mengatakan Ayahmu’.” HR Bukhari dan Muslim. 7. Surga ada di telapak kaki Ibu Kita tahu bahwa ibu merupakan sosok yang jasanya tidak bisa dibalaskan. Kasih sayang dan pengorbanannya telah menempatkan ibu pada kedudukan yang tinggi. Oleh karena itu, surga Sebagaimana Rasulullah Saw bersabda “ surga itu di bawah telapak kaki para ibu, siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan memasukkannya dan siapa yang mereka kehendaki, maka mereka akan mengeluarkannya.” Itulah deretan hadis tentang perempuan dan keistimewaannya. Sebagai seorang wanita, memiliki akhlak wanita muslimah yang baik sebagai perwujudan taat kepada Allah SWT adalah kewajiban. Segala amalan dan tugas yang dikhususkan untuk wanita muslimah tidak lain merupakan bentuk keistimewaan yang seharusnya dijalani dan disyukuri. Untuk itu, kita sebagai wanita muslim sebaiknya senantiasa menjalankan ibadah dengan penuh keikhlasan dan selalu bertaqwa kepada Allah SWT.
“Ustadz, kira-kira bisa nggak sih, orang biasa seperti saya ini meraih kedudukan yang dekat bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kelak di hari kiamat??” Tanya seorang santri pada ustadznya. “Tentu saja bisa! Perbaikilah akhlakmu, maka engkau berada dalam barisan orang-orang telah dijanjikan dekat bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam kelak di hari kiamat.” Jawab sang ustadz. Tahukah Anda? Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَاسِنَكُمْ أَخْلاَقًا Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat kedudukannya denganku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya. HR. Tirmidzi 2018 Sebagaimana konsep akhlak dalam Islam yang telah kita pelajari, ternyata akhlak itu terbagi menjadi dua, yakni akhlak yang sudah ada sejak lahir dan akhlak yang perlu upaya untuk merubahnya menjadi lebih baik. Nah, bagaimana caranya agar kita bisa memiliki akhlak yang baik? Tentu semua itu ada ilmunya! Maka dari itu, mari kita pelajari bersama bagaimana cara memperbaiki akhlak agar menjadi lebih baik. Berikut ini ada 20 cara memperbaiki akhlak yang kami rangkum 1. Membenarkan Akidah Akidah yang benar yakni akidah ahlus sunnah wal jama'ah dapat menjadikan akhlak kita menjadi lebih baik. Hal ini telah terbukti bahwa akidah para salafus shalih mampu menghantarkan mereka kepada akhlak yang mulia dan menghindarkan mereka dari akhlak yang tercela. Selain itu, kualitas akidah kita juga sangat mempengaruhi kualitas akhlak kita. Apabila akidah dan keimanan kita baik, maka baik pula akhlak yang kita miliki. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Orang beriman yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya. HR. Abu Dawud 4682 Hadits ini menunjukkan bahwa keimanan dan akhlak memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu, tidaklah kita memperbaiki akhlak kecuali dengan membenarkan akidah dan meningkatkan keimanan terlebih dahulu. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan الدِّينُ كُلُّهُ خُلُقٌ. فَمَنْ زَادَ عَلَيْكَ فِي الْخُلُقِ زَادَ عَلَيْكَ فِي الدِّينِ. وَكَذَلِكَ التَّصَوُّفُ Agama itu semuanya adalah akhlak. Barang siapa yang bertambah akhlaknya, maka bertambah pula agamanya. Seperti itulah tasawwuf.[1] 2. Beribadah Ibadah adalah sebuah cara dan wasilah yang paling utama untuk melatih dan mendidik diri kita untuk menjadi lebih baik. Ibadah tidak hanya menjadi wasilah untuk mendidik aspek ruhiyyah saja. Namun, ibadah juga mendidik aspek jismiyyah, ijtima’iyyah, khuluqiyyah, jamaliyyah, maupun aqliyyah. Semua aspek tersebut akan terlatih apabila kita istiqomah melaksanakan ibadah-ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Tentunya semua itu harus tetap kita niatkan untuk mengharapkan wajah-Nya. 3. Membaca Al Quran Al Quran adalah petunjuk utama dalam berakhlak mulia. Allah subhanahu wata’ala berfirman إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus, QS. Al-Israa’ 9 Rasulullah sendiri menjadikan Al Quran sebagai tolak ukur bagi dirinya dalam berakhlak. Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim wajib membaca dan mempelajari Al Quran. Dengan membaca dan mempelajarinya maka kita akan mengetahui bagaimana cara berakhlak yang benar. Ketahuilah..! Sesungguhnya Al Quran merupakan obat hati, petunjuk, dan rahmat bagi orang yang beriman. Allah ta’ala berfirman يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit yang berada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. QS. Yunus 57 4. Melatih Diri Akhlak yang mulia tidak dapat diperoleh dengan hanya berdiam diri. Justru dengan berlatih itulah maka Allah akan memperbaiki akhlak kita. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda وَإِنَّهُ مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ، وَلَنْ تُعْطَوْا عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ Sesungguhnya barang siapa yang berusaha menjaga diri dari meminta-minta maka Allah akan menjaganya dari meminta-minta, dan barang siapa yang berusaha menyabarkan diri maka Allah berikan dia kesabaran, dan barang siapa yang berusaha merasa cukup maka Allah berikan ia kecukupan. Kalian tidak akan pernah diberikan pemberian yang terbaik dan terluas dari pada sebuah kesabaran. HR. Bukhari 6470 5. Memotivasi Diri Apabila kita ingin memperoleh akhlak yang mulia maka hendaknya kita senantiasa memotivasi diri dengan mengkaji keutamaan-keutamaan akhlak mulia yang telah disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Dengan motivasi diri inilah kita menjadi lebih semangat dan senantiasa berusaha memperbaiki akhlak menjadi lebih baik. 6. Merasa Takut Akan Akibat Akhlak Tercela Buruknya akhlak dapat mengurangi kedudukan kita di sisi Allah. Karena buruknya akhlak juga merupakan perbuatan maksiat. Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan وَمِنْ عُقُوبَاتِهَا سُقُوطُ الْجَاهِ وَالْمَنْزِلَةِ وَالْكَرَامَةِ عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ خَلْقِهِ، فَإِنَّ أَكْرَمَ الْخَلْقِ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاهُمْ، وَأَقْرَبَهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَطْوَعُهُمْ لَهُ، . . . Diantara akibat dari perbuatan maksiat adalah hilangnya kehormatan, kedudukan, dan kemuliaan di sisi Allah dan juga makhluk-Nya. Karena sesungguhnya makhluk yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara mereka, dan yang paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah yang paling taat di antara mereka.[2] Apabila kita senantiasa berakhlakul karimah maka kedudukan kita akan semakin tinggi di sisi Allah. Sebaliknya, apabila kita berakhlak buruk maka kedudukan kita akan semakin menurun di sisi Allah. Bahkan sebaik apapun ibadah kita kepada Allah, hanya akan menghantarkan kita ke dalam neraka apabila kita memiliki akhlak yang buruk. Perhatikan hadits di bawah ini!! قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللهِ، إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا، وَصِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ هِيَ فِي النَّارِ، قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ، فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا، وَصَدَقَتِهَا، وَصَلَاتِهَا، وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنَ الْأَقِطِ، وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا، قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ Ada seorang lelaki berkata “Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang dikenal banyak shalatnya, banyak berpuasa, dan banyak bersedekah, akan tetapi ia menyakiti tetangga dengan lisannya” Rasulullah menjawab “Ia di neraka.” Ia bertanya lagi “Ada juga seorang wanita yang dikenal sedikit puasanya, sedikit sedekahnya, bahkan ia hanya menyedekahkan sepotong keju dari susu yang dibekukan, namun ia tidak menyakiti tetangga dengan lisannya.” Rasulullah menjawab “Ia di surga.” HR. Ahmad 9675 7. Amar Makruf Nahi Mungkar dan Saling Menasihati Kita sebagai manusia yang tidak pernah luput dari kesalahan tentu akan sangat membutuhkan orang-orang yang mengingatkan kesalahan yang kita perbuat. Oleh karena itu, Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita untuk selalu memerintahkan manusia pada kebaikan, mencegah kemungkaran, dan saling menasihati. Allah ta’ala berfirman وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَىٰ تَنفَعُ الْمُؤْمِنِينَ Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. QS. Adz-Dzariyat 55 وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. QS. Ali Imran 104 Amar makruf nahi mungkar dan saling menasihati adalah upaya terbaik yang dipraktekkan oleh Nabi shallallaahu alaihi wasallam dan para sahabatnya dalam mendidik akhlak manusia. 8. Bercita-cita Tinggi Cita-cita yang tinggi dan mulia sangatlah diperlukan untuk menunjang kemuliaan akhlak kita. Seorang yang bercita-cita rendah, tidak memiliki tekad yang kuat, mudah putus asa dan selainnya merupakan sifat akhlak yang tercela. Ibnu Al-Qayyim rahimahullah mengatakan فَمَنْ عَلَتْ هِمَّتُهُ، وَخَشِعَتْ نَفْسُهُ؛ اتَّصَفَ بِكُلِّ خُلُقٍ جَمِيْلٍ، وَمَنْ دَنَتْ هِمَّتُهُ، وَطَغَتْ نَفْسُهُ؛ اتَّصَفَ بِكُلِّ خُلُقٍ رَذِيْلٍ Barang siapa yang memiliki cita-cita yang tinggi dan ketundukan jiwa maka ia telah memperoleh semua sifat akhlak yang mulia. Barang siapa yang rendah cita-citanya dan durhaka jiwanya maka ia telah memperoleh semua sifat akhlak yang tercela.[3] 9. Sabar Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan وَحُسْنُ الْخُلُقِ يَقُومُ عَلَى أَرْبَعَةِ أَرْكَانٍ لَا يُتَصَوَّرُ قِيَامُ سَاقِهِ إِلَّا عَلَيْهَا الصَّبْرُ، وَالْعِفَّةُ، وَالشَّجَاعَةُ، وَالْعَدْلُ Akhlak yang baik berdiri di atas empat rukun yang mendirikannya tidak boleh berpindah kecuali berada di atasnya yaitu sabar, menjaga diri dari yang buruk, berani, dan adil.[4] Sabar itu ada tiga jenis, diantaranya Sabar dengan Allah Sabar untuk Allah Sabar bersama Allah Pertama Sabar dengan Allah adalah kita senantiasa bersabar meminta pertolongan kepada-Nya agar tetap dalam kesabaran. Karena sesungguhnya sabarnya seorang hamba adalah berkat pertolongan dari Rabbnya, bukan dari dirinya. Allah ta’ala berfirman وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلَّا بِاللَّهِ Bersabarlah hai Muhammad dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah QS. An-Nahl 127 Kedua Sabar untuk Allah adalah hendaknya kita bersabar dalam rangka meraih cintanya Allah, dan menginginkan wajah-Nya. Ketiga Sabar bersama Allah adalah kita bersabar menetap bersama apa yang Allah kehendaki terhadap diri kita dan bersabar menjalani hukum-hukum agama-Nya. 10. Wejangan dan Nasihat Mendengarkan nasihat sangatlah dibutuhkan untuk menanamkan nilai-nilai akhlak di dalam diri kita. Terlebih lagi apabila kita sedang dalam keadaan futur[5]. Sesungguhnya jiwa kita ini bagaikan tanaman sedangkan nasihat itu bagaikan air. Apabila jiwa ini tidak pernah disiram dengan nasihat maka ia akan layu dan mati. 11. Saling Berwasiat Berwasiat yang dimaksud adalah saling mewasiatkan perihal akhlakul karimah. Caranya adalah dengan terus menebarkan kebaikan dan menyampaikan fadhilah berakhlak mulia kepada orang lain. Selain itu, kita juga harus memperingatkan orang lain agar tidak terjerumus ke dalam akhlak yang buruk. Kemudian kita berikan mereka dorongan serta motivasi agar kembali berakhlak mulia. Ketahuilah bahwa sesungguhnya akhlak mulia adalah bagian dari Al-Haq kebenaran! Maka saling mewasiatkannya adalah suatu keniscayaan. Barang siapa yang meninggalkannya maka ia termasuk golongan orang-orang yang merugi. Allah ta’ala berfirman وَالْعَصْرِ ﴿١﴾ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ ﴿٢﴾ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ﴿٣﴾ Demi masa. 1 Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 2 kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. 3 QS. Al-Ashr 1 – 3 Dikisahkan pula tentang pentingnya saling berwasiat di kalangan para sahabat كَانَ الرَّجُلَانِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا الْتَقَيَا لَمْ يَفْتَرِقَا حَتَّى يَقْرَأَ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ {وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ} [العصر 2] ، ثُمَّ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ Dahulu apabila ada dua orang dari sahabat Nabi shallallaahu alaihi wasallam saling bertemu maka mereka berdua tidak akan berpisah hingga salah seorang diantara mereka membaca surat Al-Ashr kepada kawannya, kemudian barulah salah seorang diantara mereka berdua memberi salam kepada kawan yang satunya. HR. Thabrani 5124[6] 12. Menjadikan Orang Lain Ukuran Bagi Dirinya Manusia yang berakal adalah mereka yang melihat orang lain lalu menjadikan orang lain itu sebagai ukuran bagi dirinya. Setiap hal yang apabila ia diperlakukan dengan hal itu oleh orang lain lantas ia membencinya maka ia akan menjauhi hal itu dan tidak melakukannya. Sebaliknya, setiap hal yang apabila ia diperlakukan dengan hal itu lantas ia menyukainya maka ia akan lakukan hal itu untuk orang lain. 13. Panutan dalam Kebaikan Tidak diragukan lagi, bahwa panutan terbaik bagi seluruh umat muslim adalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam. Allah ta’ala berfirman لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. QS. Al-Ahzab 21 Begitu pula para Nabi sebelumnya dan para pengikutnya yang patut kita jadikan teladan dalam berakhlak. Contohnya Nabi Ibrahim alaihissalam serta orang beriman yang mengikutinya, Allah ta’ala berfirman قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia QS. Al-Mumtahanah 4 Demikian pula orang-orang setelah mereka, mulai dari para sahabat Nabi, para tabiin, para ulama, serta orang-orang saleh yang mengikuti mereka hingga datangnya hari kiamat. Ketahuilah! Sesungguhnya tidak ada zaman kecuali pasti ada panutan dalam kebaikan serta menegakkan kebenaran, karena Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda لاَ يَزَالُ مِنْ أُمَّتِي أُمَّةٌ قَائِمَةٌ بِأَمْرِ اللَّهِ، لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ، وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ، حَتَّى يَأْتِيَهُمْ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ Akan senantiasa ada umat dari umatku yang tegak di atas perkara Allah. Tidak akan membahayakan mereka orang yang menghina mereka, tidak pula orang yang menyelisihi mereka hingga datang ketetapan Allah kepada mereka dan mereka tetap dalam keadaan itu. HR. Bukhari 3641 Oleh karena itu, kita sebagai seorang muslim hendaknya juga menjadikan orang-orang yang masih hidup di zaman ini; baik itu dari kalangan ulama, dai, orang salih dan selainnya yang senantiasa menegakkan kebenaran sebagai teladan dalam berakhlak. 14. Bersahabat dengan Orang Berakhlak Mulia Tahukah Anda? Bahwa sejatinya akhlak kita sangat dipengaruhi oleh orang-orang yang kita jadikan sebagai sahabat. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ Seseorang itu tergantung agama temannya, maka hendaklah salah seorang kalian memperhatikan siapa yang dijadikannya sebagai teman. HR. Abu Dawud 4833 Oleh karena itu, agar kita bisa memperoleh akhlak yang baik, maka bersahabat dengan orang-orang yang berakhlak mulia adalah suatu keniscayaan. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda مَثَلُ الجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ، كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ، فَحَامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” HR. Bukhari 5534 15. Bertempat di Lingkungan yang Baik Termasuk penunjang terbesar yang dapat memudahkan kita untuk memperoleh akhlak yang baik adalah dengan bertempat tinggal di lingkungan yang baik. Lingkungan juga sangat mempengaruhi tabiat kita. Karena apabila kita bertempat di lingkungan yang penuh kemaksiatan maka sesungguhnya hati kita sangatlah lemah. Seandainyapun kita tidak terpengaruh dengan buruknya lingkungan, setidaknya kita akan mengalami kesulitan dalam melakukan kebaikan dan membenahi akhlak. Oleh karena itulah Nabi dan para sahabat berhijrah ke Madinah dalam rangka menolong agama mereka agar mereka lebih mudah menjalankan agamanya. 16. Mengunjungi Orang yang Berakhlak Mulia Apabila kita banyak berkunjung dan bertemu dengan orang-orang yang berakhlak mulia dan mempelajari akhlak mereka maka kita akan dimudahkan untuk memperbaiki akhlak. Tahukah Anda..? Bahwa penyebab mulianya akhlak para sahabat adalah karena mereka senantiasa mengunjungi Nabi dalam rangka mempelajari akhlak dan adab beliau. Cara itu kemudian diwariskan kepada para generasi setelahnya, dimana mereka mempelajari akhlak guru mereka sebagaimana mempelajari ilmu dari mereka. Ibnu Sirin rahimahullah mengatakan كَانُوا يَتَعَلَّمُونَ الْهَدْيَ كَمَا يَتَعَلَّمُونَ الْعِلْمَ Mereka dahulu mempelajari tingkah laku sebagaimana mempelajari ilmu.[7] Bahkan mereka lebih banyak mempelajari akhlak dan adab dari pada ilmu..!! Abu Al-Husain bin Al-Munaadi Al-Baghdadi meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Husain bin Ismail, ia berkata Aku mendengar bapakku mengatakan كُنَّا نَجْتَمِعُ فِي مَجْلِسِ الْإِمَامِ أَحْمَد، زَهَاء خَمْسَة آلَافٍ، أَوْ يَزِيْدُوْنَ، أَقَلُّ مِنْ خَمْسَمِائَةٍ يَكْتُبُوْنَ، وَالْبَاقِي يَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ حُسْنَ الْأَدَبِ وَحُسْنَ السُّمْتِ Dahulu kami berkumpul di majelisnya imam Ahmad, kurang lebih 5000 orang lebih. Kurang dari 500 orang menulis, sedangkan sisanya mereka belajar adab dan diam yang baik dari beliau.[8] 17. Mendesak Masyarakat Agar Bermasyarakat Islami Masyarakat yang islami adalah sarana untuk menanamkan nilai-nilai akhlak islami ke dalam setiap individu yang hidup di lingkungan masyarakat tersebut. Setiap dari kita tentu tidak akan terlepas dari tatanan masyarakat. Apabila masyarakat yang kita tempati adalah masyarakat yang islami, maka hal ini dapat memudahkan kita mengamalkan nilai-nilai Islam. Maka dari itu kita sebagai seorang muslim hendaknya juga bermasyarakat serta mendesak mereka agar terbentuk masyarakat yang islami. Upaya ini dapat kita lakukan melalui berbagai sarana tergantung posisi kita masing-masing dalam tatanan masyarakat. Apabila posisi kita saat itu adalah seorang kyai atau ustadz maka kita bisa mengisi ceramah di masjid setempat, mengadakan kajian agama Islam, mengimami shalat berjamaah, dan sebagainya. Apabila posisi kita saat itu adalah seorang pemimpin maka kita bisa membuat kebijakan-kebijakan yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Apabila posisi kita saat itu adalah orang kaya maka kita bisa menginfaqkan sebagian harta kita untuk mendirikan yayasan pendidikan islam, masjid, dan semacamnya. Apabila posisi kita saat itu hanyalah sebagai warga biasa maka kita bisa memberikan dukungan apapun yang menunjang terbentuknya masyarakat islami, seperti mengikuti shalat berjamaah, mengikut pengajian, dan sebagainya. 18. Mempelajari Perjalanan Hidup Nabi Ibnu Hazm rahimahullah mengatakan من أَرَادَ خير الْآخِرَة وَحِكْمَة الدُّنْيَا وَعدل السِّيرَة وَالْاحتواء عَلَى محَاسِن الْأَخْلَاق كلهَا وَاسْتِحْقَاق الْفَضَائِل بأسرها فَلْيَقْتَدِ بِمُحَمد رَسُول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسلم وَلْيَسْتَعْمِلْ أَخْلَاقَهُ وَسيره مَا أَمْكَنَهُ Barang siapa yang menghendaki kebaikan akhirat, hikmah dunia dan perjalanan hidup yang adil serta memiliki seluruh akhlak yang baik serta memperoleh keunggulan yang memikat, . . . . . maka hendaknya ia meneladani Muhammad Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam dan mengamalkan akhlaknya dan meneladani perjalanan kehidupannya dengan segenap kemampuannya.[9] Oleh karena itu, tidaklah mungkin kita meneladani Rasulullah kecuali dengan mempelajari perjalanan kehidupan beliau. 19. Mempelajari Perjalanan Hidup Para Salafus Shalih Ketahuilah bahwa salafus shalih[10] adalah manusia yang paling mengetahui kebenaran dan merekalah yang menjadi penerang dalam kegelapan. Mereka telah memperoleh warisan dari Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam berupa ilmu dan akhlak yang mulia. Maka dari itu, kita juga harus mempelajari perjalanan hidup mereka dan menelaah ihwal mereka. Kitab yang paling terkenal untuk mempelajari ihwal mereka adalah kitab “Siiru A’laami An-Nubala” yang ditulis oleh imam Adz-Dzahabi rahimahullah. 20. Mengangkat Pemimpin yang Adil Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam telah memberikan contoh kepada kita bagaimana beliau memimpin pemerintahan di kota Madinah. Beliau senantiasa berbuat adil kepada rakyatnya dan senantiasa berupaya melalui berbagai cara guna membentuk masyarakat yang berakhlak yang mulia. Oleh karena itu, mengangkat pemimpin yang adil begitu penting dalam rangka membentuk masyarakat yang berakhlak mulia. Oleh Adam Rizkala Refrensi Kitab Al-Mausu'ah Al-Akhlaq Al-Islamiyyah Ensiklopedia Akhlak Islami [1] Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, Madarijus Salikin Darul Kitab Al-Arabiy, 1996, jilid 2, hlm 294. [2] Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah, Al-Jawab Al-Kaafi li Man Sa-ala an Ad-Dawa’ Asy-Syaafi au Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’ Maroko Darul Ma’rifah, 1997, juz 1, hlm 79. [3] Lihat Al-Fawaid Bairut Darul Kutub Al-Ilmiyyah, 1973 oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, hlm 144. [4] Lihat Madarijus Salikin Darul Kitab Al-Arabiy, 1996 oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, jilid 2, hlm 294. [5] Adalah sebuah keadaan jiwa dimana ia tertimpa rasa malas dan lemah setelah ada rasa semangat dan rajin sebelumnya. [6] Lihat Mu’jam Al-Ausath Kairo Darul Haramain, oleh Ath-Thabrani, juz 5, hlm 215. Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahaadits Ash-Shahiihah no. 2648. [7] Lihat Al-Jami’ li Akhlaaq Ar-Raawi wa Aadaab As-Saami’, Riyad Maktabah Al-Ma’aarif, oleh Khatib Al-Bahgdadi, jilid 1, hlm. 79. [8] Lihat Al-Madkhol Al-Mufadh-dhol li Madzhab Al-Imam Ahmad, Jedah Darul Aashimah, 1417 H, oleh Bakr bin Muhammad, jilid 2, hlm. 619 – 620. [9] Lihat Al-Akhlaq wa As-Siir fii Madawati An-Nufuus, Bairut Darul Afaaq Al-Jadiidah, 1979, oleh Ibnu Hazm, hlm. 24. [10] Orang saleh terdahulu
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. UPAYA MEMPERTAHANKAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA DI MASAPERUBAHAN GLOBALISASIHisny Fajrussalam, Galuh Putri Jasmine, Lista SugiyanaProgram Pendidikan S-1 Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Purwakartagaluhptrjs lisstaaa ini berisi pembahasan mengenai pentingnya akhlak, moral dan etika yang perlu diterapkan pada remaja di Indonesia. Makalah ini berpendapat bahwa akhlak, moral dan etikayang merupakan sikap baik yang ada pada diri setiap individu itu adalah sebuah sikap yang perlu untuk terus diterapkan meskipun pengaruh perubahan globalisasi telah banyak mempengaruhi dalam penerapan akhlak yang mulai diabaikan. Kita sebagai manusia yang terus mengikuti zaman yang terus berubah perlu untuk mempertahankan akhlak, moral dan etika dalam upaya merpertahankan sikap baik dalam diri tanpa terpengaruhi hal buruk dariperubahan globalisasi yang banyak membawa pengaruh-pengaruh yang secara tidak langsungdapat melunturkan akhlak, moral dan etika yang sudah tertanam dalam diri. Kata kunci Akhlak, moral, etika, remaja, perubahan globalisasi PENDAHULUANSemakin berkembangnya zaman, dirasa telah munculnya guncangan dalam kehidupankeluarga, masyarakat dan bangsa. Diantaranya adalah kenakalan remaja, para remaja yangkurang mengimplementasikan akhlak yang mulia di kehidupan sehari-hari. Akhlak adalahmerupakan perilaku manusia yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Akhlak dan moralmenyangkut hal yang berhubungan dengan hal baik, buruk, benar dan salah dalam setiaptindakan manusia yang panutannya bersumber dari al-quran dan hadist Rasulullah di zaman sekarang banyak orang yang abai tentang pentingnya akhlak dan akhlak sendiri adalah mutiara hidup. Tanpa akhlak manusia akan hilang derajatkemanusiaannya sebagai makhluk yang sempurna, oleh karena itu pentingnya penanamanakhlak sejak dini. Diharapkan dengan adanya makalah ini, orang yang membacanya akanlebih membuka mata tentang pentingnya akhlak dan AKHLAK DAN MORAL DI MASA PERUBAHAN GLOBALISASI Akhlak dan moral merupakan adat istiadat atau kebiasaan baik manusia ketika berprilakudalam menghadapi kehidupan sehari-harinya dalam melibatkan orang didalamnya. Akhlakdan moral merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan manusia ketika menjalanihidupnya, dengan akhllak dan moral yang baik manusia akan mampuu menjalani kehidupanyang baik pula dimana hal tersebut juga dapat membantu manusia dalam menjalani hidupyang lebih baik lagi karena penerapan akhlak dan moral yang baik menuntunn manusia untukbekumpul juga dengan orang-orang baik yang menuntunnya menuju kehidupan yang lurus. Akhlak dan moral pada remaja saat ini cukup memprihatinkan karena banyak dari pararemaja yang mulai mengabaikan penerapan akhlak yang baik dan memulai kehidupan tanpasebuah aturan yang dipegangnya dan hal itu membuat para remaja kemudian melupakanakhlak dan moral secara perlahan. Melunturnya penerapan akhlak dan moral pada remajadikarenakan sebagian dari remaja saat ini menganggap bahwa dengan hidup tanpa aturanmembuatnya terlihat berbeda dari yang lain dan hal itu membuatnya terlihat keren tanpamelihat dari sundung pandang orang lain yang mungkin saja ada yang berbeda danbertentangan dengan apa yang dia rasa sendiri. Hidup tanpa aturan membuat manusia hidup tanpa mempertahankan akhlak dan moralnyasehingga hal tersebut mulai terabaikan dan sebagian dari orang-orang tersebut malah tidakmenyadari bahwa akhlak dan moral begitu penting dalam kehidupan. Maupun itu akhlak danmoral terhadap orang yang lebih tua,terhadap orang yang setara maupun akhlak dan moralketika dalam keadaan-keadaan yang sering kita jumpai. Banyak diantara kita yang tentunya sering menemui remaja yang menjalani kehidupannyatanpa dibarengi dengan akhlak dan moral yang baik, dan banyak juga yang merasakankeresahan atas perilakunya yang dilakukan tersebut. Seperti hal nya ketika ada seseorangyang memperlakukan orang tua tanpa dibarengi akhlak dan moral yang baik, memberikanperlakuan yang sama dengan bagaimana caranya memperlakukan orang dengan umur yangsama, padahal seharusnya sebagai orang yang lebih muda sudah sepantasnya menghormatiorang yang lebih tua tanpa menyamaratakan dengan betappa santainya ketika berhadapandengan orang yang seumuran ddengan kita. Lalu bagaimakah cara mempertahankan akhlak dan moral yang sudah mulai meluntur dijaman yang sudah sangat maju sekarang? Sebenarnya dunia yang sudah maju pun bukan menjadi sebuah penghalang dalam mempertahankan akhlak dan moral yang sudah melekatpada manusia, namun tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut juga menjadi sebuahboomerang yang dapat membahayakan dirinya sendiri. Cara mempertahankan akhlak danmoral yaitu dengan mendekatkan diri pada Allah dengan cara taat beribadah dan melakukansegala perintahNya, kita juga harus menjauhi yang kita dapat ketika menerapkan akhlak dan moral dalam kehidupan yaitudipermudahnya segala urusan, disukai orang lain, dan juga hidup dengan aturan yang benar. KESIMPULAN Akhlak, Moral dan Etika merupakan segala bentuk tindakan dan perilaku yang baik yangdilakukan dengan sadar oleh setiap manusia yang menjalaninya. Akhlak dan Moralmerupakan perilaku baik yang membantu manusia dalam keberlangsungan hidupnya, denganAkhlak dan Moral yang baik manusia dapat dengan mudah menjalani hidupnya, maka dari ituAkhlak dan Moral sangat penting bagi kehidupan manusia apalagi dijaman sekarang banyaksekali manusia yang sudah mulai melunturkan Adab perilaku yang baik dalam menjalanikehidupannya, mereka yang tak punya Adab baik senantiasa dipandang tidak baik oleh oranglain dan dalam pandangan Islam pun Allah akan lebih menyukai dan menjungjungtinggi manusia dengan Akhlak dan Moral yang baik daripada manusia yang Akhlak danMoralnya masih seringkali dilupakan dan tidak diterapkan dalam dan Moral yang baik senantiasa menuntun manusia pada kebaikan dan juga padakebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Manusia harus dapat memahami sertamamaknai pentingnya Akhlak dalam kehidupan agar manusia senantiasa dalam situasi yangbaik dalam menjalani PUSTAKA 1 2 Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
cara memperbaiki akhlak wanita